1. Masyarakat
Jepang
Negara
Jepang kini sudah dikenal masyarakat dunia bukan lagi sebagai negara berkembang
melainkan sebagai negara maju. Padahal luas wilayah Jepang lebih kecil bila dibandingkan
dengan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan merajalelanya produk-produk
yang beredar dengan lebel Negara Matahari Terbit tersebut dan kualitas SDA yang
sangat bagus. Seperti konsumsi (rumah makan), barang elektronik, transportasi,
pakaian, dan bahan baku lainnya bahkan atom & nuklir.
Jepang
memang dikenal dipenuhi dengan porno, dilimpahi dengan tempat judi, orang
Jepang juga suka sekali minum minuman keras. Tetapi pada umumnya orang Jepang
masih berdisiplin, bekerja keras, masyarakat Jepang sedikit korupsi, lebih
makmur, tertib, efisien, bersih dan aman (setidak-tidaknya tidak terjadi
konflik antar agama) daripada Indonesia. Bagi orang Jepang, porno, judi,
minuman keras, semua hanya sarana hiburan saja untuk menghilangkan stres.
Kebanyakan orang Jepang tidak sampai adiksi/kecanduan. Masyarakat di Jepang
sudah tergolong sebagai manusia modern
2. Masyarakat
Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI
atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai
Nusantara (Kepulauan Antara). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun
2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Dari
Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama
yang berbeda. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika"
("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang
membentuk negara.
Menurut sensus penduduk
2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta,dan diperkirakan pada tahun
2006 berpenduduk 222 juta.130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau Jawa yang
merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota Jakarta
berada. Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan
terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia
terutama di Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan
dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi
menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan
Minangkabau.Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas
diantaranya adalah etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama datang ke
Nusantara melalui perdagangan sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari
Nusantara.
Jadi,
yang menjadi faktor perbedaannya yaitu :
Ø Letak geografis
Ø Kebudayaan
Ø Kebiasaan
Ø Dll
B. Sifat Dasar
1.
Masyarakat Jepang
- Orang Jepang itu ramah dan sopan
Khas budaya negara timur, penduduk
Jepang biasanya sangat ramah dan bersahabat. Orang Jepang cenderung untuk
selalu menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya, sekalipun
itu orang asing yang belum mereka kenal.
Sama halnya dengan budaya di
Indonesia tetapi berbeda dengan budaya barat, budaya Jepang memperhatikan
penghormatan dan sikap sopan kepada orang yang memiliki status sosial lebih
tinggi atau lebih tua. Bahasa Jepang juga memiliki kosa kata khusus yang
digunakan untuk menunjukkan penghormatan atau yang lebih sopan seperti tata
krama di Indonesia.
- Orang Jepang terkenal dengan pribadi yang ekspresif
Ciri ekspresif ini juga yang
menjadikan orang Jepang adalah teman mengobrol yang asyik. Dengan sifat
ekspresif ini mereka bisa berkomunikasi dengan empati. Tidak peduli seberapa
sederhananya topik pembicaraannya, hal itu bisa terasa sangat menarik karena
respon ekspresif yang diberikan oleh orang Jepang. Mungkin ini juga alasan
mengapa di setiap program TVnya entah itu acara berita atau hiburan, melibatkan
begitu banyak presenter.
- Orang Jepang selalu menghargai suatu usaha / proses
Ini adalah salah satu karakter
positif yang dimiliki oleh orang Jepang. Mereka tidak hanya berorientasi pada
hasil, tetapi lebih berorientasi pada proses. Mereka sangat menghargai usaha
dan kesungguhan seseorang. Sekalipun hasil yang dicapai oleh seseorang tidak
sesuai dengan yang diharapkan, tetapi jika orang tersebut sudah berusaha dengan
sangat keras, maka mereka akan mengapresiasi dengan baik orang tersebut. Sikap
menghargai usaha ini juga tampak dari ekspresi mereka yang selalu bersemangat
menyongsong setiap pekerjaan dan tantangan, karena mereka yakin dengan semangat
dan kerja keras akan memberikan hasil yang baik. dilambangkan dengan ucapan otsukaresamadeshita
(maaf, Anda telah bersusah payah).
Orang Jepang juga menghargai jasa
orang lain. Hal ini dibuktikan dengan ringannya mereka dalam mengatakan arigatoo
(terima kasih) ketika mendapat bantuan orang lain dan tidak menggap remeh jerih
payah orang lain meskipun bantuan itu tidak seberapa.
- Orang jepang tumbuh sebagai satu komunitas
Orang Jepang cenderung maju dan
berkembang sebagai satu komunitas daripada sebagai individu-individu yang
terpisah. Kultur kebersamaan ini bisa terlihat jika kita sudah bergabung dengan
komunitas tertentu, misalnya di laboratorium, unit kegiatan mahasiswa, atau
perusahaan. Mereka membentuk program-program atau kegiatan yang dapat memacu
kemajuan bersama. Contohnya training bersama, konsep senior yang mendampingi
junior, kegiatan saling mengajar atau knowledge transfer untuk
mendistribusikan kemampuan anggota yang lebih unggul kepada anggota
lainnya. Kombinasi antara kebanggaan akan komunitasnya dan usaha-usaha
untuk memajukan komunitasnya inilah yang menjadikan masyarakat Jepang tumbuh
dalam komunitas-komunitas yang kuat dan progresif.
- Orang Jepang itu prosedural, well organized, tekun, dan teliti
Menurut saya sifat-sifat ini turunan
dari karakter yang menghargai usaha. Untuk meraih hasil yang memuaskan, di
dalam bekerja orang Jepang sangat memperhatikan urutan langkah-langkahnya. Jika
mereka diberikan petunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan atau menggunakan suatu
alat, maka mereka akan dengan teliti membaca petunjuknya dari awal hingga akhir
tanpa ada yang terlewat lalu benar-benar mengerjakan sesuai dengan petunjuk
yang diberikan. Sangat prosedural. Jangan heran ketika melihat seorang masinis
kereta yang sudah bekerja puluhan tahun, ketika menjalankan tugasnya dia masih
dengan semangat menunjuk-nunjuk panel-panel kontrol sambil berbicara pada
dirinya sendiri, itu semata-mata dilakukan untuk memastikan dia tidak salah
dalam melakukan tugasnya. Meski mereka telah sering menjalani rutinitas itu,
ketekunan dan ketelitiannya tidak berkurang.
·
Orang Jepang
suka bekerja keras
Tentu ini motivasi yang patus kita
contoh! Sama seperti kebanyakan orang-orang di Asia Timur. Mereka menjadi
pekerja keras dalam hidupnya.
Kata mutiara motivasi : Di dunia ini tidak ada yang namanya
kegagalan, yang ada adalah kita kurang bekerja keras.
·
Orang Jepang itu pantang menyerah
Masyarakat jepang untuk ini
benar-benar membuktikannya. Dulu mereka setelah porak-poranda akbiat perang
dunia ke II. Hanya membutuhkan waktu tidak lama untuk menjadi salah satu pusat
ekonomi dunia.
Pesan Motivasi : Menyerahlah jika
peluang benar-benar sudah habis. Tapi selagi masih ada satu harapan, Raihlah
dengan kerja keras dan anda pasti SUKSES.
·
Dll
2. Masyarakat Indonesia
- Orang Indonesia mempunyai Watak yang lemah
Maksudnya adalah sebagian besar orang
Indonesia mempunyai karakter yang kurang kuat. Manusia Indonesia kurang dapat
mempertahankan atau memperjuangkan keyakinannya. Mereka mudah dipengaruhi,
apalagi jika dipaksa, dan demi untuk ’survive’ (bertahan hidup) mereka
dapat langsung bersedia mengubah keyakinannya. Makanya kita dapat melihat
gejala pelacuran intelektuia amat mudah terjadi dengan manusia Indonesia.
- Orang Indonesia itu tidak hemat, karena mereka bukan bukan “Economic Animal”
Berbeda sekali dengan masyarakat
Jepang yang sebagian besar menerapkan hidup hemat. karena manusia Indonesia
pandai mengeluarkan terlebih dahulu penghasilan yang belum diterimanya, atau
yang akan diterimanya, atau yang tidak akan pernah diterimanya. Dia cenderung
boros. Dia senang berpakaian bagus, memakai perhiasan, berpesta-pesta. Hari ini
ciri manusia Indonesia menjelma dalam membangun rumah mewah, mobil mewah, pesta
besar, hanya memakai barang buatan luar negeri, main golf, singkatnya segala
apa yang serba mahal.
- Orang Indonesia lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau terpaksa
Sangat bertolak belakang dengan
masyarakat Jepang yang suka bekerja keras. Dan kebiasaan mereka (rakyat Jepang)
yang ber-harakiri (bunuh diri) apabila mereka gagal.
Gejala mengapa masyarakat Indonesia seperti ini adalah
dilihat dari cara-cara banyak orang yang ingin segera menjadi “millionaire
seketika”, seperti orang Amerika yang membuat instant tea, atau dengan mudah
mendapat gelar sarjana sampai memalsukan atau membeli gelar sarjana, supaya
segera dapat pangkat, dan dari kedudukan berpangkat cepat bisa menjadi kaya.
- Orang Indonesia mempunya sifat mentalitas yang meremehkan mutu
Kebutuhan akan kualitas dari hasil
karya kita dan rasa peka kita terhadap mutu sudah hampir hilang. Hal ini akibat
dari kemiskinan hebat yang melanda bangsa kita, sampai tidak sempat memikirkan
mengenai mutu dari pekerjaan yang dihasilkan dan mutu dari barang dan jasa yang
kita konsumsi. Kita tidak memiliki daya saing dalam produksi ekspor, dimana
produksi kita masih dimonopoli oleh sejumlah orang mampu dan tenaga ahli yang
terbatas.
Masalah mentalitas meremehkan mutu
ini disebabkan karena proses penyebaran, perluasan, pemerataan, dan
ekstensifikasi dari sistem pendidikan kita yang tidak disertai dengan
perlengkapan sewajarnya dari prasarana-prasarana pendidikan.
·
Orang Indonesia terkenal ketidakdisiplinannya
Ini merupakan suatu sifat yang justru
pada zaman setelah revolusi tampak makin memburuk dan merupakan salah satu
pangkal daripada banyak masalah sosial budaya yang kita sekarang hadapi. Banyak
orang Indonesia, terutama di kota-kota, hanya berdisiplin karena takut akan
pengawasan atas. Pada saat pengawasan itu kendor atau tidak ada, maka hilanglah
juga hasrat murni dalam jiwanya untuk secara ketat menaati peraturan-
peraturan.
·
Dll
C. Kebiasaan
1.
Masyarakat Jepang
Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara
menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih,
permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi : ritsurei (立礼) dan zarei (座礼). Ritsurei adalah ojigi
yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya
sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya
menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi
yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 : saikeirei (最敬礼), keirei (敬礼), eshaku (会釈). Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan
menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan
dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian,
karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk
melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin
menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia,
tidak dikenal ojigi.
2. Masyarakat
Indonesia
·
Jabat tangan
Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin.
·
Cium tangan
Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.
·
Cium pipi
Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.
·
Sungkem
Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri (bagi muslim), sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya.
D. Contoh
1.
Masyarakat Jepang
Ø Budaya berpakaian tradisional (
kimono ) masih ada hingga saat ini. Mereka tidak malu untuk memakainya, tak
terkecuali kaum muda.
Ø Dimana saja, meskipun sedang
berjalan atau pun naik kendaraan (
kereta, dll ) masih disempatkan untuk membaca.
Ø Lebih memilih menggunakan
transportasi umum atau pun berjalan kaki dan naik sepeda ke mana saja, padahal
mereka memiliki mobil. Mobil hanya digunakan untuk acara keluarga atau darurat.
Ø Ketika berjalan di pagi hari, mereka
berjalan sangatcepat, takut terlambat ke kantor atau pun ke sekolah
Ø Saat konser musik, walaupun rock,
tetap tertib dan tidak anarkis
Ø Dll
2. Masyarakat
Indonesia
Ø Sering melanggar peraturan lalu
lintas misalkan tidak memakai helm
Ø Lebih menyukai produk luar negeri
Ø Mudah dipengaruhi dengan iming-iming
uang atau yang lainnya
Ø Sering terlambat datang ke sekolah atau
ke kantor
Ø Dll
E. Daftar
Pustaka
1.
http://lakso.wordpress.com/2009/06/10/orang-jepang-itu/
2.
http://www.scribd.com/doc/14556204/Ilmu-Sosial-Dasar-ISD
3.
www.wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar